Kamis, 04 Oktober 2012

makalah pengelolaan kelas (profesi pendidikan)


BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan bentuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsure-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode  mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses belajar mengajar.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. (Djamarah 2006:179)
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran.

B.       RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Apa pengertian atau definisi Pengelolaan Kelas?
2.        Bagaimana tanggapan para ahli mengenai definisi tersebut?
3.        Apa saja Komonen – komponen yang harus dipenuhi agar guru dapat mengelola kelas dengan baik dan sukses?
4.        Ketrampilan apa saja yang harus dikuasai oleh guru agar ia mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan?
5.        Bagaimana indicator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan guru dalam mengelola kelas?

C.      TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Untuk mengetahui pengertian atau definisi Pengelolaan Kelas
2.        Untuk mengetahui tanggapan yang diutarakan para ahli mengenai definisi pengelolaan kelas.
3.        Agar  kita bisa mengetahui komponen apa saja yang harus dipenuhi agar sasaran atau tujuan kiata tercapai.
4.        Agar kita bias menentukan ketrampilan apa saja yang harus dikuasai oleh Guru agar mampu mengelola kelas dengan baik.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      PENGERTIAN DAN KOMPONEN PENGELOLAAN KELAS
a.        Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut Para Ahli
Ada lima definisi tentang pengelolaan kelas.
Definisi pertama, memandang bahwa pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif. Dalam kaitan ini tugas guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas. Penggunaan disiplin amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilah pengelolaan kelas dan disiplin kelas dipakai sebagai sinonim. Secara lebih khusus, definisi pertama ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
Definisi kedua bertolak belakang dengan definisi pertama diatas, yaitu yang didasarkan atas pandangan yang bersifat permisif. Pandangan ini menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah. Dengan demikian, definisi kedua dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Meskipun kedua pandangan diatas, pandangan otortatif dan permisif, mempunyai sejumlah pengikut, namun keduanya dianggap kurang efektif bahkan kurang bertanggungjawab. Pandangan otoritatif adalah kurang manusiawi sedangkan pandangan permisif kurang realistik.
Definisi ketiga didasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification). Dalam kaitan ini pengelolaan kelas dipandang sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa. Peranan guru ialah mengembangkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement). Definisi yang didasarkan pada pandangan ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Definisi keempat, memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif didalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Dengan demikian peranan guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dalam kaitan ini definisi keempat dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
Definisi kelima, bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Definisi kelima dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Ketiga definisi yang terakhir tersebut diatas masing-masing bertitik tolak dari dasar pandangan yang berbeda. Manakah yang terbaik diantara ketiga definisi itu? Dari ketiga pandangan itu tidak satupun pernah dibuktikan sebagai pandangan yang terbaik. Oleh karena itu adalah bermanfaat apabila guru mampu membentuk suatu pandangan yang bersifat pluralistic, yaitu pandangan yang merangkum tiga dasar pandangan itu (pandangan tentang pengubahan tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan proses kelompok).
Definisi yang pluralistic itu dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif.
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran.
Guru-guru perlu memahami dan memegang salah satu definisi tersebut diatas yang akan menjadi pedoman bagi tingkah laku dan kegiatan guru didalam kelas dalam rangka mengelola kelasnya. Definisi yang lebih tepat bagi guru-guru kiranya adalah definisi yang bersifat pluralistic.

b.        Komponen Komponen Pengelolaaan Kelas
a.         Kondisi dan Situasi Belajar yang Mendukung
*   KONDISI FISIK
1.    Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
-       Jenis Kegiatan (didalam kelas / di ruang Praktikum )
-       Jumlah Siswa yang melakukan kegiatan
2.    Pengaturan tempat duduk
-       Berbaris
-       Pengelompokan / individu
-       Membentuk setengah lingkaran / lingkaran penuh
-       Berbentuk Lingkaran
-       Ruang kelas yang normal
3.    Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.
4.    Pengaturan penyimpanan barang – barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan diatur sedemikian rupa sehingga barang – barang tersebut segera dapat digunakan

*   KONDISI EMOSIONAL
1.    Tipe Kepemimpinan
Type Otoriter (dictator) yang dengan kondisi ini siswa hanya akan aktif kalau ada guru sedangkan kalau tidak ada maka tidak akan aktif. Aktivitas belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian dari guru.
Type demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan antara siswa dan guru. Sikap ini dapat membantu. Menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal.
2.    Sikap Guru
Sikap guru menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa dapat diperbaiki
3.    Suara Guru
Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh.
4.    Pembinaan Raport
Dengan hubungan baik guru dan siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat.

b.         Administrasi teknik
1.    Absensi
Pengelolaan absensi hendaknya dilakukan secara periodic
2.    Tempat bimbingan siswa
Ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan guru, wali kelas, atau guru pembimbing sekolah
3.    Tempat Baca siswa
4.    Tempat Sampah
5.    Catatan Pribadi Siswa
Dengan Catatan Pribadi Siswa, guru akan mengenal siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.

c.         Dimensi pengelolaan kelas
1.    Dimensi Pencegahan
Dimensi Pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh berbagai usaha anatara lain :
a.    Meningkatkan Kesadaran diri dari guru
b.    Meningkatkan Kesadaran Siswa
c.    Sikap Tulus daru guru
d.   Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
e.    Membuat Kontrak Sosial
2.    Dimensi Tindakan (action)
Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadika pertimbangan bagi guru adalah :
a.    Lakukan tindakan dan bukan Ceramah
b.    Gunakan “Kontrol” Kerja
c.    Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
3.    Dimensi Penyembuhan
Dimensi Penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak social yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini :
-       Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah
-       Siswa menolak konsekuensi
-       Siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat
-       Dan lainnya
d.         Disiplin
1.      Pengertian Disiplin
Disiplin timbul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang diinginkan dari orang lain sampai batas – batas tertentu.
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang.
2.      Sumber – Sumber Pelanggaran disiplin
-          Tipe kepemimpian guru atau kepala sekolah yang salah
-          Sebagian hak - hak siswa dikurangi
-          Kurang dilibatkannya dalam kegiatan tanggung jawab sekolah
3.      Penanggulangan Pelanggaran Disiplin
Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan cara pendekatan emosional atau pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya. Berbagai alat bisa digunakan antara lain :
-          Interest Inventory ( pertanyaan tentang hobby, favorit, guru yang paling di sukai / dibenci dan lainnya)
-          Sosiogram (hubungan social psikologis dengan teman-temanya)
-          Feedback letter (membuat karangan tentang perasaan terhadap sekolah mereka).

B.       KOMPONEN – KOMPONEN KETRAMPILAN DALAM PENGELOLAAN KELAS
Komponen-komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu ketrampilan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ( bersifat preventif ) dan keteampilan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
1.      Keterampilan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar
a.      Sikap Tanggap
sikap ini dapat dilakukan dengan cara :
1.    Memandang Secara Seksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerjasama,dan menunjukkan  rasa persahabatan.
2.    Gerak Mendekati
Gerak guru adalah posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru yang duberikan terhadap tugas serta aktivitas anank didik. Gerak mnedekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan hukuman.
3.    Memberi Pertanyaan
Pertanyan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa  tanggapan, komentar, ataupun yang lain.
4.    Memberi Reaksi terhadap Gangguan dan Kekacauhan
Teguran perlu diberikan oleh guru jika suasana kelas tidak tenang. Teguran guru memberikan tanda bahwa guru ada bersama anak didik. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tapat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan  tingkah laku.

b.      Membagi Perhatian
1.      Visual
guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan kedu, tanpa kehilangan pehatian pada kegiatan yang pertama. Kontak pandangan ini bias dilakukan terhadap kelompok anak didk atau anak didik secara individual.
2.      Verbal
guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktifitas anak didik  pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervise pada aktivitas anak didik yang lain.

c.       Pemusatan Perhatian Kelompok
1.      Memberi Tanda
Dalam memulai proses belajar mengajar  guru  memusatkan pada peerhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan  memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topic, dengan memilih anak secara random untuk meresponsnya.
2.      Pertanggungan Jawab
Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas kegiatan dan  keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggungjawab terhadap kegiatan sendiri, maupun kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta kepada anak didik untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan.
3.      Pengarahan dan Petunjuk yang Jelas
Guru harus seringkali memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terajadi  kebingungan  pada diri anak didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas.
4.      Penghentian
Tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di hindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan anak didik itu.
Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cra untuk untuk menghentikan gangguan anak didik. Teguran verbal yang efektif adalah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Ø  tegas dan jelas tertuju kepda anak didik yang mengganggu  serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.
Ø  Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung penghinaan.
Ø  Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
5.      Penguatan
Untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di pilih ssuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak melakukan tugas.seperti :
a.         dengan memberikan penguatan positif bila anak didik telah menghentikan gangguan atau kembali pad atugas yang di minta.
b.         Dengan memberikan penguatan positf terhadap anak didik yang lain yang tidak mengganggu dan di pakai sebagai model tingkah laku yang baik bagi anak didik yang suka mengganggu.
6.      Kelancaran
Kelancaran atau  kemajuan anak didk dalam belajarsebagai indicator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas. Ada beberapa kesalahan yang harus dihindari oleh guru.
a.       campur tangan yang berlebihan ( teacher instruction )
b.      kelenyapan (fade away )
c.       penyimpangan ( degression )
d.      ketidak tepatan berhenti dan memulai kegiatan
7.      Kecepatan ( pacing )
Kecepatan disini diartikan  sebagai tingkat kemajuan yang d capai anak didik dalam pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru adalah kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menahan penyajian bahan pelajaran yang sedang berjalan, atau  kemajuan tugas. Ada dua hal kesalahan kecepatan yang harus dihindari bila kecepatan yang tepat mau dipertahankan. Yaitu :
a.       Bertele-tela (mengulang, memperpanjang, mengubah-ubah )
b.      Mengulang penjelasan yang tidak perlu

2.      Keterampilan Pengembangan Kondisi Belajar
  1. Modifikasi Tingkah Laku
Guru menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami  masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengiplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

  1. Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :
-       memperlancar tugas-tugas : mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas
-       memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : memelihara dan memulihkan semangat anak  didik dan menangani konflik yang timbul.

  1. Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah
Guru dapat menggunakan seperangkat arah untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

C.      INDIKATOR PENGELOLAAN KELAS YANG BERHASIL
Ada beberapa indicator yang bisa digunakan sebagai tolak ukur bahwa pengelolaan kelas dapat dikatakan berhasil adalah sebagai berikut :
1.        Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
2.        Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
3.        Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
4.        Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
5.        Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6.        Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari
Dalam prosesnya ada juga guru yang belum pandai dalam mengelola kelas, sehingga tujuan pembelajarannya tidak bisa tercapai. Disini akan dijelaskan hal-hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak :
1.      Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun penuh.
2.      Guru yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan prosedur.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode  mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses belajar mengajar.
Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar.
Adapun Komponen Komponen Pengelolaan Kelas meliputi :
Kondisi dan Situasi Belajar yang Mendukung, Administrasi teknik yang sistemik, Dimensi pengelolaan kelas yang pas dan Disiplin
B.     SARAN
Saran yang mungkin dapat terurai dalam makalah ini adalah kita sebagai calon guru setidaknya dan seharusnya tahu apa itu arti Pengelolaan atau management kelas agar kita tahu gambaran yang harus dipersiapkan sebelum atau setelah pembelajaran agar tujuan dari pembelajran itu tercapai secara efisien dan sukses. Kemudian yang perlu ditekankan kepada guru sekarang adalah lebih mengausai arti pengelolaan. Banyak guru sekarang sudah lupa dan mulai pudar akan definisi pengelolaan kelas. Mereka Menganggap mengajar ya mengajar saja, seharusnya dari konteks pembelajaran yang sukses adalah tahu masing masing karakter dari setiap siswa, dari latar belakang mereka sehingga apabila ada suatu kendala kita mampu mengatasinya dengan cara pendekatan secara emosional lah yang mampu menyelesaikan masalah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


Kosasi, Raflis. 2005. Efektifitas Pengelolaan Kelas. Jakarta: Viva Pakarindo
Soetjipto. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

1 komentar: