BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa
kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap
kelas merupakan bentuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem
yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan
sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung
pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas
masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan
kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas
sebagai pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati
posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan
memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan
sekolah secara keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen
penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai
suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi
sekolah.
Kegiatan
belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsure-unsur manusiawi adalah suatu
proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik
dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak
didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola
kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien
dalam proses belajar mengajar.
Keharmonisan
hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul
dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari
pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. (Djamarah
2006:179)
Pengelolaan
Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu
mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-
tujuan khusus pengajaran.
B.
RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian atau definisi Pengelolaan Kelas?
2.
Bagaimana tanggapan para ahli mengenai definisi tersebut?
3.
Apa saja Komonen – komponen yang harus dipenuhi agar guru
dapat mengelola kelas dengan baik dan sukses?
4.
Ketrampilan apa saja yang harus dikuasai oleh guru agar ia
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan?
5.
Bagaimana indicator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
kesuksesan guru dalam mengelola kelas?
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian atau definisi Pengelolaan Kelas
2.
Untuk mengetahui tanggapan yang diutarakan para ahli mengenai definisi
pengelolaan kelas.
3.
Agar kita bisa mengetahui komponen
apa saja yang harus dipenuhi agar sasaran atau tujuan kiata tercapai.
4.
Agar kita bias menentukan ketrampilan apa saja yang harus dikuasai oleh
Guru agar mampu mengelola kelas dengan baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut Para Ahli
Ada lima definisi tentang pengelolaan kelas.
Definisi pertama, memandang bahwa pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol
tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat otoritatif. Dalam kaitan ini tugas
guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas. Penggunaan
disiplin amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilah pengelolaan kelas dan
disiplin kelas dipakai sebagai sinonim. Secara lebih khusus, definisi pertama
ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
Definisi kedua bertolak belakang dengan definisi pertama diatas, yaitu yang
didasarkan atas pandangan yang bersifat permisif. Pandangan ini menekankan bahwa
tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru
membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya.
Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak
secara alamiah. Dengan demikian, definisi kedua dapat berbunyi: pengelolaan
kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.
Meskipun kedua pandangan diatas, pandangan otortatif dan permisif, mempunyai
sejumlah pengikut, namun keduanya dianggap kurang efektif bahkan kurang
bertanggungjawab. Pandangan otoritatif adalah kurang manusiawi sedangkan
pandangan permisif kurang realistik.
Definisi ketiga didasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral
modification). Dalam kaitan ini pengelolaan kelas dipandang sebagai proses
pengubahan tingkah laku siswa. Peranan guru ialah mengembangkan dan mengurangi
atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru
membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan
prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement). Definisi
yang didasarkan pada pandangan ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Definisi keempat, memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim
sosio-emosional yang positif didalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran
dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas
yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini
guru memegang peranan kunci. Dengan demikian peranan guru ialah mengembangkan
iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan
interpersonal yang sehat. Dalam kaitan ini definisi keempat dapat berbunyi:
pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
Definisi kelima, bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan
proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah
anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu
kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai
pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses
individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya
sistem kelas yang efektif. Definisi kelima dapat berbunyi: pengelolaan kelas
ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif.
Ketiga definisi yang terakhir
tersebut diatas masing-masing bertitik tolak dari dasar pandangan yang berbeda.
Manakah yang terbaik diantara ketiga definisi itu? Dari ketiga pandangan itu
tidak satupun pernah dibuktikan sebagai pandangan yang terbaik. Oleh karena itu
adalah bermanfaat apabila guru mampu membentuk suatu pandangan yang bersifat
pluralistic, yaitu pandangan yang merangkum tiga dasar pandangan itu (pandangan tentang pengubahan tingkah laku,
iklim sosio-emosional, dan proses kelompok).
Definisi yang pluralistic itu dapat
berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan
tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku
yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim
sosio-emosional yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif dan produktif.
Pengelolaan
Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu
mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-
tujuan khusus pengajaran.
Guru-guru perlu memahami dan memegang
salah satu definisi tersebut diatas yang akan menjadi pedoman bagi tingkah laku
dan kegiatan guru didalam kelas dalam rangka mengelola kelasnya. Definisi yang
lebih tepat bagi guru-guru kiranya adalah definisi yang bersifat pluralistic.
b.
Komponen Komponen Pengelolaaan Kelas
a.
Kondisi dan Situasi Belajar yang Mendukung

1. Ruangan tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar
- Jenis Kegiatan (didalam kelas / di
ruang Praktikum )
- Jumlah Siswa yang melakukan kegiatan
2. Pengaturan tempat duduk
- Berbaris
- Pengelompokan / individu
- Membentuk setengah lingkaran /
lingkaran penuh
- Berbentuk Lingkaran
- Ruang kelas yang normal
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara
lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.
4. Pengaturan penyimpanan barang –
barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus
yang mudah dicapai, dan diatur sedemikian rupa sehingga barang – barang
tersebut segera dapat digunakan

1. Tipe Kepemimpinan
Type Otoriter (dictator) yang dengan kondisi ini siswa
hanya akan aktif kalau ada guru sedangkan kalau tidak ada maka tidak akan
aktif. Aktivitas belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut
banyak perhatian dari guru.
Type demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap
persahabatan antara siswa dan guru. Sikap ini dapat membantu. Menciptakan iklim
yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang
optimal.
2. Sikap Guru
Sikap guru menghadapi siswa yang melanggar peraturan
sekolah hendaknya tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa
tingkah laku siswa dapat diperbaiki
3. Suara Guru
Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas
dengan volume suara yang penuh.
4. Pembinaan Raport
Dengan hubungan baik guru dan siswa, diharapkan siswa
senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat.
b.
Administrasi teknik
1. Absensi
Pengelolaan absensi hendaknya dilakukan secara periodic
2. Tempat bimbingan siswa
Ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa yang
dilakukan guru, wali kelas, atau guru pembimbing sekolah
3. Tempat Baca siswa
4. Tempat Sampah
5. Catatan Pribadi Siswa
Dengan Catatan Pribadi Siswa, guru akan mengenal siswa
secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.
c.
Dimensi pengelolaan kelas
1. Dimensi Pencegahan
Dimensi Pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan
guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang
tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh
berbagai usaha anatara lain :
a.
Meningkatkan Kesadaran diri dari guru
b.
Meningkatkan Kesadaran Siswa
c.
Sikap Tulus daru guru
d.
Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
e.
Membuat Kontrak Sosial
2. Dimensi Tindakan (action)
Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila
terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadika pertimbangan bagi
guru adalah :
a. Lakukan tindakan dan bukan Ceramah
b. Gunakan “Kontrol” Kerja
c. Nyatakan peraturan dan
konsekuensinya
3. Dimensi Penyembuhan
Dimensi Penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak social
yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini :
-
Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah
-
Siswa menolak konsekuensi
-
Siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat
-
Dan lainnya
d.
Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Disiplin timbul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan
antara apa yang diinginkan dari orang lain sampai batas – batas tertentu.
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai
pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang.
2. Sumber – Sumber Pelanggaran disiplin
-
Tipe kepemimpian guru atau kepala sekolah yang salah
-
Sebagian hak - hak siswa dikurangi
-
Kurang dilibatkannya dalam kegiatan tanggung jawab sekolah
3. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin
Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan cara pendekatan
emosional atau pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya. Berbagai alat
bisa digunakan antara lain :
-
Interest Inventory ( pertanyaan tentang hobby, favorit, guru
yang paling di sukai / dibenci dan lainnya)
-
Sosiogram (hubungan social psikologis dengan teman-temanya)
-
Feedback letter (membuat karangan tentang perasaan terhadap
sekolah mereka).
B.
KOMPONEN – KOMPONEN KETRAMPILAN DALAM PENGELOLAAN KELAS
Komponen-komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru dalam mengelola kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian,
yaitu ketrampilan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (
bersifat preventif ) dan keteampilan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
1.
Keterampilan Penciptaan
dan Pemeliharaan Kondisi Belajar
a. Sikap Tanggap
sikap ini dapat dilakukan dengan cara :
1.
Memandang Secara Seksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan
anak didik kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap,
bekerjasama,dan menunjukkan rasa
persahabatan.
2.
Gerak Mendekati
Gerak guru adalah posisi mendekati kelompok kecil atau
individu menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru yang duberikan
terhadap tugas serta aktivitas anank didik. Gerak mnedekati hendaklah dilakukan
secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan
hukuman.
3.
Memberi Pertanyaan
Pertanyan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh
anak didik sangat diperlukan, baik berupa
tanggapan, komentar, ataupun yang lain.
4.
Memberi Reaksi terhadap
Gangguan dan Kekacauhan
Teguran perlu diberikan oleh guru jika suasana kelas
tidak tenang. Teguran guru memberikan tanda bahwa guru ada bersama anak didik.
Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tapat pula,
sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan
tingkah laku.
b. Membagi Perhatian
1.
Visual
guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan
kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan kedu,
tanpa kehilangan pehatian pada kegiatan yang pertama. Kontak pandangan ini bias
dilakukan terhadap kelompok anak didk atau anak didik secara individual.
2.
Verbal
guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan,
dan sebagainya terhadap aktifitas anak didik
pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervise pada aktivitas anak
didik yang lain.
c. Pemusatan Perhatian
Kelompok
1.
Memberi Tanda
Dalam memulai proses belajar mengajar guru
memusatkan pada peerhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan
atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan, atau
topic, dengan memilih anak secara random untuk meresponsnya.
2.
Pertanggungan Jawab
Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas
kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu
kegiatan. Setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggungjawab
terhadap kegiatan sendiri, maupun kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta
kepada anak didik untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan.
3.
Pengarahan dan Petunjuk yang
Jelas
Guru harus seringkali memberikan pengarahan dan petunjuk
yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada anak didik, sehingga
tidak terajadi kebingungan pada diri anak didik. Pengarahan dan petunjuk
dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil, ataupun
kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas.
4.
Penghentian
Tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di
hindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap anak
didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di
kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya, guru
secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan anak didik itu.
Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cra untuk
untuk menghentikan gangguan anak didik. Teguran verbal yang efektif adalah
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Ø tegas dan jelas tertuju kepda anak didik yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.
Ø Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung
penghinaan.
Ø Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
5.
Penguatan
Untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak
melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di pilih
ssuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan
strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak
melakukan tugas.seperti :
a.
dengan memberikan penguatan
positif bila anak didik telah menghentikan gangguan atau kembali pad atugas
yang di minta.
b.
Dengan memberikan penguatan
positf terhadap anak didik yang lain yang tidak mengganggu dan di pakai sebagai
model tingkah laku yang baik bagi anak didik yang suka mengganggu.
6.
Kelancaran
Kelancaran atau
kemajuan anak didk dalam belajarsebagai indicator bahwa anak didik dapat
memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas. Ada beberapa kesalahan
yang harus dihindari oleh guru.
a.
campur tangan yang berlebihan (
teacher instruction )
b.
kelenyapan (fade away )
c.
penyimpangan ( degression )
d.
ketidak tepatan berhenti dan
memulai kegiatan
7.
Kecepatan ( pacing )
Kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang d capai anak
didik dalam pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru adalah kesalahan menahan
kecepatan yang tidak perlu, atau menahan penyajian bahan pelajaran yang sedang
berjalan, atau kemajuan tugas. Ada dua
hal kesalahan kecepatan yang harus dihindari bila kecepatan yang tepat mau
dipertahankan. Yaitu :
a.
Bertele-tela (mengulang,
memperpanjang, mengubah-ubah )
b.
Mengulang penjelasan yang tidak
perlu
2.
Keterampilan Pengembangan
Kondisi Belajar
- Modifikasi Tingkah Laku
Guru menganalisis tingkah laku anak didik yang
mengalami masalah atau kesulitan dan
berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengiplikasikan pemberian
penguatan secara sistematis.
- Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok
dengan cara :
-
memperlancar tugas-tugas :
mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas
-
memelihara kegiatan-kegiatan
kelompok : memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
- Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah
Guru dapat menggunakan seperangkat arah untuk mengendalikan
tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang
mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan
pemecahannya.
C.
INDIKATOR PENGELOLAAN
KELAS YANG BERHASIL
Ada beberapa indicator yang bisa
digunakan sebagai tolak ukur bahwa pengelolaan kelas dapat dikatakan berhasil
adalah sebagai berikut :
1.
Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan
kelas
2.
Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan
yang sangat lelah.
3.
Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang
guru inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa,
bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa
lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan
lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
4.
Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir
prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung
jawab.
5.
Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan
konsekuensi.(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)
6.
Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh
sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari
Dalam prosesnya ada juga guru yang belum pandai dalam mengelola
kelas, sehingga tujuan pembelajarannya tidak bisa tercapai. Disini akan
dijelaskan hal-hal yang membedakan antara guru yang berhasil dengan yang tidak
:
1. Guru yang kurang berhasil
menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung mengajarkan
subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa selama setahun penuh.
2. Guru yang efektif menghabiskan dua
minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan prosedur.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kegiatan
belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu
proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik
dengan anak didknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak
didik. Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode mengajar yang tepat sehingga mampu mengelola
kelas dengan baik agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien
dalam proses belajar mengajar.
Pengelolaan
Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru agar mampu
mengelola kelas dengan baik supaya tujuan pembelajran kita tercapai serta dapat
mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar.
Adapun Komponen Komponen Pengelolaan
Kelas meliputi :
Kondisi dan Situasi Belajar yang Mendukung, Administrasi teknik yang
sistemik, Dimensi pengelolaan kelas yang pas dan Disiplin
B.
SARAN
Saran yang mungkin dapat terurai
dalam makalah ini adalah kita sebagai calon guru setidaknya dan seharusnya tahu
apa itu arti Pengelolaan atau management kelas agar kita tahu gambaran yang
harus dipersiapkan sebelum atau setelah pembelajaran agar tujuan dari
pembelajran itu tercapai secara efisien dan sukses. Kemudian yang perlu
ditekankan kepada guru sekarang adalah lebih mengausai arti pengelolaan. Banyak
guru sekarang sudah lupa dan mulai pudar akan definisi pengelolaan kelas.
Mereka Menganggap mengajar ya mengajar saja, seharusnya dari konteks pembelajaran
yang sukses adalah tahu masing masing karakter dari setiap siswa, dari latar
belakang mereka sehingga apabila ada suatu kendala kita mampu mengatasinya
dengan cara pendekatan secara emosional lah yang mampu menyelesaikan masalah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasi, Raflis. 2005. Efektifitas
Pengelolaan Kelas. Jakarta: Viva Pakarindo
Soetjipto. 2007. Profesi
Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Bismillah.
BalasHapusJazakallah khairan informasinya.